News Update :
Home » » Orang Tua Tak Punya Gen Autistik, Tapi Mengapa Punya Anak Autis?

Orang Tua Tak Punya Gen Autistik, Tapi Mengapa Punya Anak Autis?

Sabtu, 16 November 2013 20.43

Jakarta, Risiko memiliki anak dengan autisme bisa dideteksi menggunakan tes genetik yang bisa menunjukkan kemungkinan autistik pada anak melalui gen orang tuanya. Namun, ada juga meskipun orang tua tidak memiliki gen pembawa risiko autis, tapi mereka memiliki anak yang autis, mengapa?

Menurut ahli genetika Prof Dr Michael Klentze, MD, Ph.D dari Thanyapura Integrative Health Center, Phuket, Thailand, bisa saja genetik orang tua normal tetapi jika pola hidup dan lingkungannya buruk, ditambah lagi dengan faktor luar lainnya juga bisa menimbulkan autisme pada anak.

"Atau defisiensi mikronutrien seperti asam folat saat mengandung. Seperti diketahui asam folat berguna bagi pertumbuhan otak dan struktur saraf. Jika tidak terpenuhi, maka struktur saraf tidak baik. Termasuk juga vitamin D," kata Prof Kentze dalam Talk show 'Biomarker Skrining untuk Autisme: Sebuah Langkah Besar untuk Pendeteksian Berbasis Ilmiah' di RSIA Grand Family, Penjaringan, Jakarta Utara, dan ditulis pada Minggu (17/11/2013).

Lalu, bagaimana cara menghindari risiko autistik pada anak, selain melakukan deteksi dini melalui tes genetik? "

"Dengan memenuhi mikronutrien, menghindari paparan polusi terutama logam berat. Paparan logam berat seperti merkuri bisa saja meningkatkan faktor risiko autistik pada seseorang. Selain itu, hindari rokok dan juga obat tidur yang bisa merusak gen," terang Prof Kentze.

Selain itu, ada juga beberapa orang tua yang khawatir memberi vaksinasi pada anak karena khawatir beberapa jenis vaksinasi bisa menambah risiko anaknya autistik. Bagaimana tanggapan Prof Kentze?

"Jika yang bersangkutan tidak memiliki gen dengan risiko autistik, maka tidak masalah memberinya vaksinasi. Tapi, jika orang yang memang memiliki gen autistik lantas ia mendapat vaksinasi dengan kandungan logam yang bisa merangsang seseorang menjadi autis, itu bisa terjadi," papar Prof Kentze.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gen bisa saja berubah karena adanya pengaruh faktor lingkungan. Keadaan seperti itulah yang disebut dengan epigenetic. Akibat faktor lingkungan, ada perintah pada gen untuk mengubah perilaku individu seperti keinginan gen tersebut salah satunya perilaku seseorang.

Maka dari itu, Prof Kentze menuturkan bahwa salah satu manfaat dari tes genetik ini adalah bisa mengorganisir kehamilan dengan baik jika orang tua mempunyai gen pembawa risiko autistik. Jika orang tua tidak mempunyai gen itu, minimal mereka bisa menjalankan pola hidup yang lebih baik lagi.
YOU MIGHT ALSO LIKE

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Blog Sporty Portal 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.