News Update :

Blogger News

News

Yahoo Messenger News

Dono Ilmu News

Raih Juara ITT SEA Games XXVI Emas Terakhir Tonton Susanto

Sabtu, 16 November 2013 21.12

PangandaranNews,  Kemenangan Tonton Susanto pada SEA Games XXVI/2011 akan menjadi akhir dari petualangannya di dunia olahraga balap sepeda. Raihan emas itu pun memiliki makna besar bagi pembalap asal Subang ini.

Suami dari Reniya Hertika dan ayah dari Nayara Raisya Putri dan Fadhil Fikri Alghifari, berniat mengakhiri karirnya di dunia olahraga. "Kemenangan ini saya persembahkan untuk kedua anak saya, dia yang mensupport saya dan membuat saya semangat," ujar Tonton kepada wartawan, Senin (14/11/2011).

Setelah resmi pensiun, Tonton akan fokus bersama keluarganya dan melakukan regerasi dengan mencari bibit pembalap baru untuk menggantikan posisi dirinya. Pembalap asal Putra Perjuangan Bandung, Dadi Suryadi yang finish di urutan ke 7 dengan catatan waktu 1 jam 57 menit 49 detik pada nomor ITT putra SEA Games XXVI/2011 disebutnya memiliki potensi besar untuk menggantikan dirinya.

Sang istri Reniya Hertika mengatakan, dirinya selalu mendukung apa yang sudah menjadi keputusan suami tercintanya. Reniya yang membawa kedua purtinya di arena balap sepeda itu, tidak masalah jika suaminya pensiun. "Saya mendukung saja apa yang terbaik buat dia," tegas Reniya.

Pembalap kelahiran 24 September 1973 sudah lebih dari 10 tahun malang melintang di olahraga balap sepeda. Selama berkiprah di olahraga balap sepeda, atlet yang dijuluki Raja Tanjakan ini sempat memperkuat beberapa tim. Tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri. Di berbagai kejuaraan baik level nasional maupun internasional, nama Tonton Susanto kerap menghiasi podium juara.[ang]

Atlet Sepeda Asal Pangandaran Ikut SEA Games

20.54

Ilustrasi Atlet Sepeda. Foto: Istimewa/NetPangandaran, Empat atlet sepeda asal Kabupaten Pangandaran akan mengikuti SEA Game di Myanmar. Keempat atlet tersebut merupakan atlet binaan Club Kuda Laut Pangandaran, yang dinakhodai oleh Dede Koharudin.
Rencananya, Club Kuda Laut berkejasama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ciamis dan Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI), akan memberangkatkan para atlet pada 11 hingga 19 Desember 2013.
Ketua Club Kuda Laut Pangandaran, Dede Koharudin, Selasa (22/10), mengatakan, keberhasilan Tonton dan Tusli, atlet sepeda asal Pangandaran, menjadi motivasi tersendiri bagi calon-calon atlet asal Pangandaran lainnya.
“Memang semua orang tahu, Pangandaran adalah gudangnya atlet sepeda. Bahkan tidak jarang, Pemprov Jabar juga menjadikan Pangandaran sebagai kiblatnya atlet sepeda,” ungkapnya.
Namun demikian, Dede berharap, Pangandaran bisa memiliki organisasi atau lembaga sendiri  setingkat KONI. Dengan begitu, upaya pembinaan dan nasib para atlet asal Pangandaran akan lebih terarahkan.
Selain itu, pembangunan sarana dan prasaran, juga fasilitas untuk melaksanakan pembinaan para atlet sangat diperlukan. Dan hal itu, tentunya akan menjadi sebuah penghargaan tersendiri bagi para atlet.
Dede juga menyebutkan, keempat atlet asal Pangandaran yang rencananya akan berangkat ke Myanmar diantaranya, Bandi Sugito (28), kelas MTB XC, Kusmawati Yajid (28), Kelas MTB XC, Chely Aristya (21), kelas Road Race, dan Candra Rapsanjani (25), kelas MTB XC.
Sekretaris Umum ISSI Pengda Jawa Barat, H. Sasa Saepudin, mengatakan, banyaknya atlit berasal dari Pangandaran karena termotivasi oleh Senior-senior yang sudah mapan dalam kehidupannya.
“Seperti Tonton, Agus, Kusmawati Yajid. Berkat prestasinya, mereka oleh Pemkab Ciamis di angkat menjadi PNS. Kehidupan mereka pun sudah lumayan enak,” ungkapnya. (Mad/Koran-HR)

Jadi Kontroversi, Menkes Luruskan Komentar 'Bunuh Pelan-pelan'

20.46

Jakarta, Sejumlah dokter baru-baru ini meributkan pernyataan Menteri Kesehatan yang akan 'bunuh pelan-pelan' bila para dokter mogok kerja. Komentar ini dianggap ancaman bagi perjuangan para dokter menentang kriminalisasi dokter kandungan di Manado.

"Itu sembarangan saja. Bohong bahwa pernyataan saya itu khusus untuk yang di Manado," tegas Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi usai menghadiri Pekan Kesehatan Nasional 2013 di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2013).

Menkes mengakui dirinya kerap melontarkan pernyataan 'bunuh pelan-pelan' tetapi selalu dalam nada bercanda dan sambil tertawa. Pernyataan itu pun bukan sekali dua kali saja, melainkan sudah sering ia sampaikan di banyak kesempatan, bahkan sejak lama sebelum menjabat sebagai menteri.

Salah satunya pada Jumat (15/11/2013) silam, dalam acara Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional di JI Expo Kemayoran. Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, Menkes mengatakan akan 'tembak pelan-pelan' jika masyarakat Indonesia masih berobat ke luar negeri.

Konteks candaan tersebut adalah karena pelayan kesehatan didalam negeri sebagian sudah sesuai dengan standard internasional. RS Cipto Mangunkusumo dan RS Sanglah Denpasar misalnya, sudah meraih sertifikat tingkat internasional.

Sementara itu, pernyataan 'bunuh pelan-pelan' yang dipermasalahkan para dokter di jejaring Twitter ditujukan pada dokter-dokter yang melakukan mogok kerja. Candaan tersebut disampaikan dalam acara Urun Rembuk Ikatan Dokter Indonesia pada bulan Agustus 2013.

Komentar ini menjadi kontroversi setelah dimunculkan kembali oleh seorang dokter di rubrik opini sebuah surat kabar, pada Jumat (15/11/2013). Di kalangan dokter, komentar ini lalu dikaitkan dengan perjuangan dokter-dokter menentang kriminalisasi dokter kandungan di Manado yang sedang hangat-hangatnya jadi pemberitaan. Pernyataan ini dianggap sebagai ancaman bagi perjuangan para dokter.

"Saya bunuh tikus saja tidak berani apalagi bunuh orang. Memangnya muka saya ini muka pembunuh? Apalagi bunuh pelan-pelan, saya tidak tahu caranya," ujar Menkes, juga dengan nada bercanda sambil

Orang Tua Tak Punya Gen Autistik, Tapi Mengapa Punya Anak Autis?

20.43

Jakarta, Risiko memiliki anak dengan autisme bisa dideteksi menggunakan tes genetik yang bisa menunjukkan kemungkinan autistik pada anak melalui gen orang tuanya. Namun, ada juga meskipun orang tua tidak memiliki gen pembawa risiko autis, tapi mereka memiliki anak yang autis, mengapa?

Menurut ahli genetika Prof Dr Michael Klentze, MD, Ph.D dari Thanyapura Integrative Health Center, Phuket, Thailand, bisa saja genetik orang tua normal tetapi jika pola hidup dan lingkungannya buruk, ditambah lagi dengan faktor luar lainnya juga bisa menimbulkan autisme pada anak.

"Atau defisiensi mikronutrien seperti asam folat saat mengandung. Seperti diketahui asam folat berguna bagi pertumbuhan otak dan struktur saraf. Jika tidak terpenuhi, maka struktur saraf tidak baik. Termasuk juga vitamin D," kata Prof Kentze dalam Talk show 'Biomarker Skrining untuk Autisme: Sebuah Langkah Besar untuk Pendeteksian Berbasis Ilmiah' di RSIA Grand Family, Penjaringan, Jakarta Utara, dan ditulis pada Minggu (17/11/2013).

Lalu, bagaimana cara menghindari risiko autistik pada anak, selain melakukan deteksi dini melalui tes genetik? "

"Dengan memenuhi mikronutrien, menghindari paparan polusi terutama logam berat. Paparan logam berat seperti merkuri bisa saja meningkatkan faktor risiko autistik pada seseorang. Selain itu, hindari rokok dan juga obat tidur yang bisa merusak gen," terang Prof Kentze.

Selain itu, ada juga beberapa orang tua yang khawatir memberi vaksinasi pada anak karena khawatir beberapa jenis vaksinasi bisa menambah risiko anaknya autistik. Bagaimana tanggapan Prof Kentze?

"Jika yang bersangkutan tidak memiliki gen dengan risiko autistik, maka tidak masalah memberinya vaksinasi. Tapi, jika orang yang memang memiliki gen autistik lantas ia mendapat vaksinasi dengan kandungan logam yang bisa merangsang seseorang menjadi autis, itu bisa terjadi," papar Prof Kentze.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gen bisa saja berubah karena adanya pengaruh faktor lingkungan. Keadaan seperti itulah yang disebut dengan epigenetic. Akibat faktor lingkungan, ada perintah pada gen untuk mengubah perilaku individu seperti keinginan gen tersebut salah satunya perilaku seseorang.

Maka dari itu, Prof Kentze menuturkan bahwa salah satu manfaat dari tes genetik ini adalah bisa mengorganisir kehamilan dengan baik jika orang tua mempunyai gen pembawa risiko autistik. Jika orang tua tidak mempunyai gen itu, minimal mereka bisa menjalankan pola hidup yang lebih baik lagi.

Atut Jawab Kritik Soal Dana Bansos dan Hibah Rp 1,3 Triliun

Jumat, 15 November 2013 04.10

Serang - Dua fraksi di DPRD Banten, Hanura dan Demokrat, menyoroti pengajuan dana hibah dan bansos sebesar Rp 1,3 triliun oleh Pemprov. Mereka mempertanyakan peruntukan dan besarnya nominal yang diajukan. Apa kata Gubernur Ratu Atut Chosiyah?

"Untuk Fraksi Demokrat dan Hanura bisa dijawab bahwa pengajuan hibah dan bansos sudah sesuai dengan Permendagri," kata Atut dalam rapat paripurna di kantor DPRD Banten, Jl Syech Nawawi Al Bantani, Kota Serang, Jumat (15/11/2013).

Soal pandangan fraksi lain, ia tidak perlu merespons karena tidak ada masalah. Dalam rapat paripurna, Kamis (14/11) kemarin, fraksi-fraksi lain seperti Partai Golkar, PDIP, PPP, Gerindra, dan PKB, menyatakan dapat memahami pengajuan dana hibah. Sedangkan Fraksi PKS, Amanat Reformasi Daulat Ummah (ARDU), dan Bulan Bintang Peduli Bangsa (B2PB), tidak menyinggung mengenai dana tersebut.

Selain membahas RAPBD 2014, rapat juga membahas Raperda Retribusi Pekerja Asing. Atap ruang rapat paripurna bocor saat hujan deras disertai angin kencang menerjang. Sebagian meja anggota DPRD basah.

Apa respons Atut soal kondisi itu? "Ya nanti kita koordinasi dengan Kepala Dinas (Sumber Daya Air dan Permukiman)," kata Atut yang mengenakan safari warna hitam sebelum meninggalkan ruangan.

Sekretaris DPRD Banten Iman Sulaeman menyatakan sesuai rencana, renovasi besar-besaran terhadap kantor DPRD akan dilakukan tahun 2014. "Jadi sampai akhir tahun, ya mungkin masih bocor-bocor gini," jelasnya.

Ayah Ditahan, Anak Tiri Model Seksi Filipina Dititipkan di Panti Asuhan

04.07

Manila - Ayahnya ditahan, anak tiri model seksi Filipina telantar di negara asing tanpa ada keluarga yang mendampinginya. Bocah laki-laki berusia 5 tahun ini terpaksa dititipkan di panti asuhan setempat.

Sang ayah, James Edward Moore II (32), membunuh ibu tirinya Aiko Baniqued Moore (28) pada Rabu (13/11) lalu. Sebelum menikah dengan Aiko, Moore telah memilki dua anak dari pernikahan sebelumnya dengan Amber Seddon yang kini tinggal di Utah, AS.

Anak bungsu Moore yang berusia 5 tahun ini tengah mengunjungi ayahnya di Filipina sejak September lalu. Bahkan bocah tersebut berencana untuk tinggal bersama ayahnya hingga Natal mendatang. Tak diduga, tragedi mengerikan ini terjadi.

Kini, setelah ditinggal pergi oleh ibu tirinya yang tewas dan ditinggal ayahnya yang ditahan polisi, bocah kecil ini tak memiliki siapa pun untuk menjaganya di Filipina. Untuk sementara, bocah AS tersebut dititipkan di panti asuhan setempat hingga keluarga ibunya dari AS datang menjemput dan membawanya pulang.

Ibunda bocah tersebut, Seddon, sempat berbicara melalui telepon dengan anaknya. Menurut Seddon, buah hatinya tersebut dalam keadaan baik.

"Satu-satunya hal yang membuat saya tenang sekarang adalah keberadaan teman-teman Jim (sang mantan suami) dan Aiko di sana yang terus berkomunikasi dengan saya," ucap Seddon seperti dilansir media lokal Utah, ksl.com, Jumat (15/11/2013).

Seddon sendiri tidak bisa menjemput putranya di Filipina karena dia sedang hamil 33 minggu sehingga tidak bisa naik pesawat. Namun ayah Seddon atau kakek bocah tersebut akan segera berangkat ke Filipina untuk menjemput bocah tersebut.

Kini, pihak keluarga Seddon sedang mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membawa anak tersebut pulang ke AS. Namun sayangnya, hambatan muncul karena Filipina usai diterjang topan Haiyan.

Kantor kedutaan besar AS di Manila tutup untuk sementara, sehingga bocah tersebut tampaknya belum bisa pulang ke AS untuk beberapa minggu ke depan. "Saya terkejut ini bisa jadi seperti ini dan ini benar-benar terjadi," ucap Seddon.

Ayah bocah ini sempat berusaha bunuh diri dengan menggorok lehernya setelah menyadari aksi kejinya terhadap Aiko yang dipicu kecemburuan. Namun aksi bunuh diri tersebut gagal. Pria AS tersebut masih dirawat di rumah sakit dengan kawalan polisi sebelum nantinya dijebloskan ke penjara.

Bocorkan Rahasia Negara dan Sebarkan Pornografi Anak, Eks Agen FBI Dibui

04.05

Washington - Seorang mantan agen Biro Investigasi Federal (FBI) di Amerika Serikat divonis 3 tahun penjara. Mantan agen ini divonis bersalah telah membocorkan informasi rahasia negara tentang rencana pengeboman yang gagal kepada seorang wartawan.

Mantan agen khusus bom, Donald Sacthleben, juga divonis 8 tahun penjara dalam kasus pornografi anak, yang sidangkan secara terpisah. Kepada pengadilan, Sachtleben mengaku bersalah atas kedua kasus tersebut.

Itu berarti, pria berusia 55 tahun ini total divonis 11 tahun penjara. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (15/11/2013).

Pengadilan menyatakan, Sachtleben bersalah membocorkan informasi rahasia kepada reporter media setempat, Associated Press. Hal ini terungkap setelah catatan panggilan telepon reporter tersebut diselidiki oleh aparat setempat.

Sachtleben diketahui membocorkan informasi rahasia soal operasi CIA tahun 2012 lalu dalam penggagalan rencana serangan bom jaringan Al-Qaeda di Yaman. Bom tersebut dipasang di sebuah pesawat yang mengudara menuju wilayah AS.

Sachtleben mengungkapkan informasi tersebut hanya 9 hari sebelum dia ditangkap di Carmel, Indiana, pada Mei 2012 lalu. "Terdakwa Donald John Sachtleben mengkhianati negaranya dan anggota paling rawan di masyarakat kita," demikian bunyi dokumen persidangan.

Dalam kasus lainnya, penyidik memeriksa laptop Sachtleben dan menemukan 30 foto serta video cabul yang melibatkan anak-anak dengan usia di bawah 12 tahun. Konten pornografi anak tersebut disebarkan dengan email kepada 12 orang lainnya di seluruh dunia antara September 2011 hingga akhirnya dia ditangkap pada pertengahan tahun 2012.

Sachtleben bekerja pada FBI sejak tahun 1983 hingga tahun 2008 sebagai teknisi bom. Setelah pensiun, dia masih dipekerjakan oleh FBI sebagai kontraktor keamanan.

Friendster News

 

© Copyright Blog Sporty Portal 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.